3 Oktober 2011

ORDE KORUP DI NEGERI KU

Pada dasarnya aku adalah termasuk orang yang sangat haus akan informasi, sehari tanpa meng-update berita baik menyaksikan berita di TV, membaca Koran, atau menyimak berita melalui media online tentu saja akan membuatku serasa ling-lung. Tak hanya menikmati berita yang tersaji namun bahkan seringkali pada berita-berita khusus yang dimuat dalam sebuah kemasan ‘Breaking News” aku sering ditemani oleh selembar kertas dan sebuah pulpen untuk mencatat nama-nama penting, waktu-waktu kronologis, dan alur sebuah kejadian atau kasus yang sedang dibahas.

Kadang aku merasa aneh sendiri manakala dalam suasana berkumpul dengan teman-teman kuliah yang sedang mengerjakan tugas aku membahas issue-issue penting yang sedang hangat diperbincangkan di TV berita dengan menyebutkan nama-nama yang terkait. Mengapa aneh? Karena kebanyakan dari mereka ‘tidak nyambung’ dengan apa yang kubahas. Hmm… tentunya bukan salah mereka karena memang aku saja yang aneh, karena lebih tertarik dengan berita politik, terorisme, krisis pendidikan, sosial kemasyarakatan, dll dari pada membaca buku kuliah berbahasa inggris yang tebalnya ratusan bahkan ribuan halaman. Dan hasilnya, seperti dapat dibaca dalam note-note facebookku sebelumnya yang lebih banyak membahas dan menyoroti issue-issue politik, sosial kemasyarakatan, terorisme, dll.

Namun, semakin banyak informasi aku dalami, semakin membuatku gerah sekaligus geram. Betapa tidak? Kian hari kita terus saja dihadapkan kasus-kasus ketidakadilan yang terjadi dimana-mana, semakin hari semakin tampak bagaimana potret manusia Indonesia yang serakah, tidak hanya terjadi dan dilakukan oleh para pemegang kekuasaan, tetapi rakyat kecil pun ketika mendapatkan jalan menuju surga dunia dengan cara tidak halal, maka jalan itu pun ditempuhnya.

Ggghhhrrrrr…!! Geraaammm…!!! Gemas.. aku sungguh gemas!! Entah memang seperti itu kejadiannya atau eksploitasi media saja yang berlebihan, karena sudah menjadi rahasia umum bahwa dua televisi berita nasional kita memang dimiliki oleh dua orang tokoh yang memiliki kepentingan khusus atas aib pemerintah, walhasil bagi media bad news is a good news. Ah entahlah, yang jelas semua sangat kusut. Ketidak adilan ini telah mendarah daging, terlebih kala mengingat bahwa pihak-pihak tersebut tidak lain adalah mantan mahasiswa yang dahulu di masanya duduk di bangku kuliah mereka berada di barisan depan perjuangan meraih reformasi dan menurunkan Orde Baru yang mereka anggap Orde Korup.

Saatnya yang muda memimpin, begitu slogan digembar-gemborkan, cukup lama diperjuangkan, cukup banyak menarik simpati masyarakat, hingga akhirnya mimpi mereka terwujud. Lantas, terwujudnya impian mereka apakah berarti impian masyarakat Indonesia juga terwujud?? Tidak sama sekali alias Nol Besar!!

Ini dia variasi pelaku korup di negeri ini yang mulai makin berwarna, mulai dari yang tua sampai yang muda bahkan anak-anak yang mulai diajari curang secara massal dalam Ujian Nasional, mulai dari pejabat tinggi dan pemerintahan hingga pejabat kelurahan dan RT, mulai dari konglomerat direksi sebuah Bank hingga rakyat jelata berprofesi TKW yang juga tak mau menyia-nyiakan ‘pundi-pundi sumbangan rakyat’ yang tak sepantasnya dihambur-hamburkan. Namun, meski berbeda-beda golongan, motif dan caranya, ada satu hal yang sama dari mereka semua, yaitu Tak Punya Malu.

Dari 230 juta rakyat Indonesia yang adil dan beradap ini, apakah semuanya sudah terjangkiti virus tak malu untuk korupsi??? Dari lubuk hati yang paling dalam, tentu kayakinan akan adanya segelintir manusia Indonesia yang berhati nurani dan tak doyan korupsi. Tapi bisa dibayangkan keberadaan yang segelintir itu ketika dihadapkan dengan lingkungan yang mana korupsi sudah mendarah daging, tentu saja akan banyak ditemui penjegalan, timpuk dari belakang, hingga jebakan demi jebakan untuk mematikan langkah hingga Skak Mat!!

Sebut saja Mantan Ketua KPK, Antasari Azhar yang harus rela meregang usia dibalik jeruji penjara karena kejujuran dan kelugasannya bersuara dan bertindak, atau Ketua MK Mahfud MD yang setiap pagi sarapan dengan ancaman terror pembunuhan atas dirinya, belum lagi Walikota Solo Joko Widodo yang menebalkan telinga meski terus di goblok-goblokkan oleh atasannya karena menolak proyek yang sarat potensi mendulang pundi-pundi tidak halal, dan yang sangat menyedihkan melihat Aam, siswa SD yang diusir dari desanya karena menyuarakan kejujuran di sekolahnya.

Fiuuh….susah memang jadi orang jujur di negara dalam orde korup. That's why, Aku sekarang jadi agak males nonton berita dan segera kuganti begitu melewati channel berita dan membaca title tentang 'itu-itu' lagi dan menghadirkan narasumber 'mereka-mereka' lagi.

0 comments: