7 September 2008

Mari Selamatkan Bumi Kita

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.(Q.S.Al-Hajj: 46)

Kondisi bumi yang semakin hari semakin tua, belum juga menyadarkan kita bahwa bumi adalah karunia yang juga merupakan tanggung jawab bersama. Seiring dengan semakin rentanya, kerusakan justru harus ditanggungnya, padahal meski usia bumi dapat kita hitung semenjak keberadaannya namun hingga saat ini tak seorang pun dapat memperkirakan hingga kapan bumi mampu bertahan dari sakit kerasnya.

Betapa tidak, kerusakan akibat gas emisi melanda bumi di hampir seluruh penjurunya, keluhan-keluhan pun sudah sering disampaikan oleh bumi melalui bencana-bencana yang tersebar dimana-mana. Bahkan tidak dapat dipungkiri bahwa sekecil apapun kerusakan yang kita perbuat hari ini, bisa dipastikan dampak bencana yang akan muncul hanya dalam hitungan hari.

Manusia yang semakin hari semakin pandai, bukannya mereka tidak sadar akan hal ini, berbagai upaya dilakukan untuk berusaha melindungi satu-satunya harta yang akan mereka wariskan kepada anak cucu mereka kelak, bukan hanya itu seruan-seruan untuk ikut berpatisipasi dalam mengantisipasi bencana pun dilancarkan semata-mata demi melindungi tempat berpijak kita ini.

Ada banyak pihak yang prihatin dan dengan besar hati serta antusias menyingsingkan lengan bajunya, bertindak, sekecil apapun untuk bumi yang mereka cintai. Namun usaha orang-orang mulia ini tidak di’amini’ oleh sebagian besar penduduk planet ini, sebab kenyataannya justru mereka yang tidak pedulilah yang lebih besar jumlahnya daripada yang prihatin akan apa yang tengah terjadi.

Belum cukupkah peristiwa nyata berupa bencana melanda berbagai belahan bumi ini untuk menyadarkan manusia dari ketidakpeduliannya? Belum cukupkah opsi yang ditawarkan oleh mereka yang peduli untuk kita pilih sebagai langkah kita berpartisipasi dalam gerakan penyelamatan bumi?. Tidak sulit, sungguh tidaklah sulit, dengan tidak membuang sampah sembarangan, dengan mematikan kran air selagi kita membubuhi sabun saat mencuci piring, dengan mengurangi penggunaan tissue, listrik, serta air yang berlebihan, membiasakan mengurangi penggunaan barang-barang yang sulit didaur ulang, dan masih banyak lagi hal kecil yang sebenarnya bisa dengan mudah kita biasakan sebagai wujud keprihatinan kita atas bumi yang semakin renta.

Tidaklah sepantasnya kita yang telah diberi kemudahan mendapatkan informasi ini serta-merta menutup mata dan telinga apalagi sampai membutakan hati dari segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Semantara dengan sepenuh kesadaran kita tahu bahwa bumi ini adalah tanggung jawab kita bersama sebagai khalifahnya.

Mari kita mulai dengan menyebut nama Allah, kita mulai bertindak selamatkan bumi, kita mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil, dan kita mulai saat ini. Bismillahi Ar-rahmaan Ar-rahiim.