Dihempas gelombang dilemparkan angin
Terkisah bersedih bahagia
Di indah dunia yang berakhir sunyi
Langkah kaki di dalam rencanaNya
semua berjalan dalam kehendakNya
nafas hidup cinta dan segalaNya
Dan tertakdir menjalani segala kehendakMu ya robbi
Ku berserah ku berpasrah hanya padaMu ya robbi
Dan tertakdir menjalani segala kehendakMu ya robbi
Ku berserah ku berpasrah hanya padaMu ya robbi
Bila mungkin ada luka coba tersenyumlah
Bila mungkin tawa coba bersabarlah
Karena air mata tak abadi
Akan hilang dan berganti (hilang kan berganti)
Bila mungkin hidup hampa dirasa
Mungkinkan hati merindukan Dia
karena hanya denganNya hati tenang
Damai jiwa dan raga
Dan tertakdir menjalani segala kehendakMu ya robbi
Ku berserah ku berpasrah hanya padaMu ya robbi
Dan tertakdir menjalani segala kehendakMu ya robbi
Ku berserah ku berpasrah hanya padaMu ya robbi
Hanya padaMu ya robbi
(lagu "Takdir", by Opick)
(foto; www.liputan6.com)
skip to main |
skip to sidebar
28 Maret 2009
SITU GINTUNG; Antara Aku, Kau dan Kampusku
Tidak semua orang tahu tentunya kalau danau gintung adalah danau kebanggaan UIN Jakarta. Betapa tidak, lokasinya tepat berada di belakang kampus UIN Jakarta, barangkali di setiap pemberitaan televisi menyebutkan bahwa lokasi situ gintung berseberangan dengan kampus UIN Jakarta, tidak salah memang, tapi pasti mereka lupa bahwa terdapat beberapa fakultas yang gedungnya berlokasi di Jalan Kertamukti, tentu saja membenarkan akan keberadaannya tepat di belakang kampus tercinta, terlebih lagi fakultas-fakultas yang berada di kampus Kertamukti adalah Kampus Pascasarjana, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Psikologi. Iya, fakultas tercintaku Psikologi.
Kedekatan antara kampus kami dengan Situ Gintung tidaklah hanya sebatas lokasi, tapi juga ikatan emosional, rasa-rasanya jika menyebut kata Situ Gintung maka seolah-olah mengatakan Danaunya kampus UIN Jakarta. Sangat tidak berlebihan tentunya, sebab merunut perjalanan perkuliahanku di UIN Jakarta selama 4 tahun selalu diwarnai kenangan demi kenangan dengan Danau ini. Dari mulai awal hingga akhir.
Teringat saat masih menjadi mahasiswa baru di UIN Jakarta, di sela-sela kesibukan Propesa (Ospek) aku dan kawan-kawan bermain di sana (di Pulau Situ Gintung), saat mengikuti pengkaderan PMII aku juga ditempatkan di sana (di Villa Situ Gintung), rapat-rapat organisasi FP2I (Forum Pengkajian Psikologi Islam) (di Saung Situ Gintung), meeting-meeting Star Act, rapat bersama guru-guru Yayasan (Restoran Situ Gintung), hingga hanya sekedar bermain-main bersama sepupu-sepupu kecilku juga di sana (di Out Bond Situ Gintung). Belum lagi saat olah raga pagi di hari Minggu, aku dan teman-teman sering melanjutkan perjalanan ke sana (di kawasan bermain Situ Gintung), dan yang terakhir detik-detik saat aku hendak meninggalkan kampus tercinta, saat usai upacara wisuda aku dan keluarga melepas dahaga dan lapar di restoran Situ Gintung.
Bencana yang terjadi Jum’at pagi kemarin, seolah hendak memaksaku menghentikan semua kerinduanku akan keindahan Situ Gintung. Ingin aku tetap mempercayai bahwa nanti saat aku kembali ke Situ Gintung, aku akan tetap menemui keindahannya, seperti sedia kala, dan akan terus begitu, selamanya, setidaknya ia akan tetap terpelihara indah dihatiku.
Kedekatan antara kampus kami dengan Situ Gintung tidaklah hanya sebatas lokasi, tapi juga ikatan emosional, rasa-rasanya jika menyebut kata Situ Gintung maka seolah-olah mengatakan Danaunya kampus UIN Jakarta. Sangat tidak berlebihan tentunya, sebab merunut perjalanan perkuliahanku di UIN Jakarta selama 4 tahun selalu diwarnai kenangan demi kenangan dengan Danau ini. Dari mulai awal hingga akhir.
Teringat saat masih menjadi mahasiswa baru di UIN Jakarta, di sela-sela kesibukan Propesa (Ospek) aku dan kawan-kawan bermain di sana (di Pulau Situ Gintung), saat mengikuti pengkaderan PMII aku juga ditempatkan di sana (di Villa Situ Gintung), rapat-rapat organisasi FP2I (Forum Pengkajian Psikologi Islam) (di Saung Situ Gintung), meeting-meeting Star Act, rapat bersama guru-guru Yayasan (Restoran Situ Gintung), hingga hanya sekedar bermain-main bersama sepupu-sepupu kecilku juga di sana (di Out Bond Situ Gintung). Belum lagi saat olah raga pagi di hari Minggu, aku dan teman-teman sering melanjutkan perjalanan ke sana (di kawasan bermain Situ Gintung), dan yang terakhir detik-detik saat aku hendak meninggalkan kampus tercinta, saat usai upacara wisuda aku dan keluarga melepas dahaga dan lapar di restoran Situ Gintung.
Bencana yang terjadi Jum’at pagi kemarin, seolah hendak memaksaku menghentikan semua kerinduanku akan keindahan Situ Gintung. Ingin aku tetap mempercayai bahwa nanti saat aku kembali ke Situ Gintung, aku akan tetap menemui keindahannya, seperti sedia kala, dan akan terus begitu, selamanya, setidaknya ia akan tetap terpelihara indah dihatiku.
Langganan:
Postingan (Atom)
Sugeng Rawuh, Sahabat....
Lewat barisan kata, kulantunkan santun sapa. Seberkas simfoni rindu berpendar hiasi cakrawala makna
Selasar Tamu
Labels
about us
almamater
Aqueena
Aqueena Adhwa Tsurayya
asaku
ASI eksklusif
baca-baca
being a Mom
birth report
breastfeeding
buah hati
Busy Book
dokter andrologi
dokter Spog
Home Treatment
hypnobirthing
karya
komunikasi janin
lika-liku negeriku
lucu-lucuan
Mainan Edukasi
melahirkan
mitos kehamilan
my expression
Parenting
peduli bumi
Play and Learn
pregnant story
program hamil
psychofreak
RS.Bunda
self-reflection
song of mind
sosok
terratozoospermia