28 Maret 2009

SITU GINTUNG; Yang Tertakdir Untukmu

Dihempas gelombang dilemparkan angin
Terkisah bersedih bahagia
Di indah dunia yang berakhir sunyi
Langkah kaki di dalam rencanaNya

semua berjalan dalam kehendakNya
nafas hidup cinta dan segalaNya


Dan tertakdir menjalani segala kehendakMu ya robbi
Ku berserah ku berpasrah hanya padaMu ya robbi
Dan tertakdir menjalani segala kehendakMu ya robbi
Ku berserah ku berpasrah hanya padaMu ya robbi

Bila mungkin ada luka coba tersenyumlah
Bila mungkin tawa coba bersabarlah
Karena air mata tak abadi
Akan hilang dan berganti (hilang kan berganti)

Bila mungkin hidup hampa dirasa
Mungkinkan hati merindukan Dia
karena hanya denganNya hati tenang
Damai jiwa dan raga

Dan tertakdir menjalani segala kehendakMu ya robbi
Ku berserah ku berpasrah hanya padaMu ya robbi
Dan tertakdir menjalani segala kehendakMu ya robbi
Ku berserah ku berpasrah hanya padaMu ya robbi
Hanya padaMu ya robbi

(lagu "Takdir", by Opick)
(foto; www.liputan6.com)

Earth Hour

Selamatkan Bumi Kita
Oleh: Faiqoh Fauzie
dimuat dalam Harian Republika
Sabtu, 13 Desember 2008

SITU GINTUNG; Antara Aku, Kau dan Kampusku

Tidak semua orang tahu tentunya kalau danau gintung adalah danau kebanggaan UIN Jakarta. Betapa tidak, lokasinya tepat berada di belakang kampus UIN Jakarta, barangkali di setiap pemberitaan televisi menyebutkan bahwa lokasi situ gintung berseberangan dengan kampus UIN Jakarta, tidak salah memang, tapi pasti mereka lupa bahwa terdapat beberapa fakultas yang gedungnya berlokasi di Jalan Kertamukti, tentu saja membenarkan akan keberadaannya tepat di belakang kampus tercinta, terlebih lagi fakultas-fakultas yang berada di kampus Kertamukti adalah Kampus Pascasarjana, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Psikologi. Iya, fakultas tercintaku Psikologi.

Kedekatan antara kampus kami dengan Situ Gintung tidaklah hanya sebatas lokasi, tapi juga ikatan emosional, rasa-rasanya jika menyebut kata Situ Gintung maka seolah-olah mengatakan Danaunya kampus UIN Jakarta. Sangat tidak berlebihan tentunya, sebab merunut perjalanan perkuliahanku di UIN Jakarta selama 4 tahun selalu diwarnai kenangan demi kenangan dengan Danau ini. Dari mulai awal hingga akhir.

Teringat saat masih menjadi mahasiswa baru di UIN Jakarta, di sela-sela kesibukan Propesa (Ospek) aku dan kawan-kawan bermain di sana (di Pulau Situ Gintung), saat mengikuti pengkaderan PMII aku juga ditempatkan di sana (di Villa Situ Gintung), rapat-rapat organisasi FP2I (Forum Pengkajian Psikologi Islam) (di Saung Situ Gintung), meeting-meeting Star Act, rapat bersama guru-guru Yayasan (Restoran Situ Gintung), hingga hanya sekedar bermain-main bersama sepupu-sepupu kecilku juga di sana (di Out Bond Situ Gintung). Belum lagi saat olah raga pagi di hari Minggu, aku dan teman-teman sering melanjutkan perjalanan ke sana (di kawasan bermain Situ Gintung), dan yang terakhir detik-detik saat aku hendak meninggalkan kampus tercinta, saat usai upacara wisuda aku dan keluarga melepas dahaga dan lapar di restoran Situ Gintung.

Bencana yang terjadi Jum’at pagi kemarin, seolah hendak memaksaku menghentikan semua kerinduanku akan keindahan Situ Gintung. Ingin aku tetap mempercayai bahwa nanti saat aku kembali ke Situ Gintung, aku akan tetap menemui keindahannya, seperti sedia kala, dan akan terus begitu, selamanya, setidaknya ia akan tetap terpelihara indah dihatiku.