1 November 2016

3 Hari Bersama Meritik

Cerita bermula saat Aquin memaksa membeli 2 itik di pasar dan kami tak berhasil membujuknya. Walhasil, di dalam rumah mungil kami yang tak ada lagi secuil pun tanah kosong yang tersisa ini, kami memelihara mereka. Dimana? Ya di rumah. Di rumah dimananya? Ya didalam rumah.

Di dalam sebuah kardus bekas yg kami letakkan di ruang menjemur di dalam rumah, nyanyian 2 itik itupun mengiringi kehidupan kami.

Aquin memberi nama mereka dengan nama MERITIK, sama dengan nama itik yg ada di salah satu buku favoritnya.

Pagi, siang, sore, kami bergiliran ngasih makan dan minum. Hingga akhirnya, hiks... saya pun tidak tahan, begitu juga si Ayah. Karena apa? Aroma dan pemandangannya. Selain itu, entah mengapa, melihat 2 itik menggemaskan itu meringkuk di pojokan kardus kok saya tiba2 ketakutan sendiri, saya takut kalau tiba2 saya salah dalam merawatnya dan mengakibatkan dia mati. Ooowh noo.. betapa akan merasa sangat berdosanya saya..😂😂😂

Setelah tanya tetangga kanan kiri yang kira2 bersedia mengadopsinya, akhirnya siang ini saya mengantarkan 2 itik itu kepada pemilik barunya, dg rumah barunya yg lebih layak, yg bisa dipakainya jalan2 bebas di tanah yg lebih lapang, dan tentu saja bersua bersama makhluk2 sesamanya.  Baik2 di sana ya tik... Kapan2 kita tengokin ya di rumah mbokde. Hehehe...

0 comments: