(Sebelumnya baca juga yang Part.1 ya! klik di sini dan untuk yang Part.2 ada di sini)
Malam itu juga kami meluncur ke tempat praktek Dr.Ryan, Sp.And. Hanya butuh kurang dari 10 menit dari tempat praktek Dr.Maksum kami sudah sampai dan melihat deretan beberapa orang yang sedang mengantre untuk periksa. Ruang tunggu yang berada diteras rumah saat itu terasa terlalu tamaram karena sinar lampu yang kurang maksimal, deru mobil dan kendaraan bermotor lain juga menambah bising ruang tunggu tersebut yang memang berada persis di pinggir jalan utama.
Malam itu juga kami meluncur ke tempat praktek Dr.Ryan, Sp.And. Hanya butuh kurang dari 10 menit dari tempat praktek Dr.Maksum kami sudah sampai dan melihat deretan beberapa orang yang sedang mengantre untuk periksa. Ruang tunggu yang berada diteras rumah saat itu terasa terlalu tamaram karena sinar lampu yang kurang maksimal, deru mobil dan kendaraan bermotor lain juga menambah bising ruang tunggu tersebut yang memang berada persis di pinggir jalan utama.
Sambil menunggu giliran, aku dan si mas menghabiskan waktu
dengan mongobrol ringan, dan tiba-tiba aku teringat bahwa sedang tidak membawa
uang lebih malam itu. *wadduuh* padahal seingatku tarif periksa di Androlog itu
lumayan besar lho! Kalo di Dr.Maksum sih masih sangat terjangkau, hanya
Rp.90.000 sudah termasuk konsultasi, USG, print hasil USG, dan resep obat. Kami
langsung memeriksa dompet masing-masing. Di dompetku ada uang 400.000, dan di
dompet si mas ada uang 150.000. Ya Allah… semoga cukup.. kan gak lucu kalau
kita periksa pertama udah kurang aja uangnya. Mau lari ke ATM juga tanggung,
takut nggak keburu apalagi gak bisa memperkirakan butuh waktu berapa lama untuk
bolak-balik ke ATM karena memang gak tau pasti di mana ATM terdekat. Aku
kembali membongkar tas yang kubawa, siapa tahu ada uang yang nyelip. Hehe…
yups! Aku mendadak girang setelah menemukan bahwa dompet yang baru kemarin
kupakai belanja kain batik ternyata belum sempat kusimpan dalam lemari. Yes!!
insyaAllah selamat. Hehehe… paling tidak ada dana darurat yang bisa digunakan
terlebih dahulu jika memang uang 550.000 tadi masih kurang.
Akhirnya, giliran kami pun tiba. Kami berdua masuk ke dalam
ruangan periksa yang terbilang sempit itu. Dokter Ryan menyapa kami dengan ramah,
“Pasiennya dokter Maksum ya?” kamipun
mengiyakan.
“Ada apa? Ada apa?”
Tanpa banyak bicara, aku langsung menyerahkan amplop hasil
pemeriksaan sprema si mas pada beliau. Sambil membuka amplop, dokter Ryan terus
mengajak bicara, beliau sangat hangat dan bersahabat.
“Sudah berapa tahun
nikahnya?”
“2 tahun, Dok”
“Waah.. pasti masnya
menganut adat kuno nih, kalo istri belum hamil juga berarti istri yang
bermasalah. Iya toh? Trus jadinya masnya gak mau periksa dari dulu deh”
Kami mesam-mesem aja mendengarnya, tapi setelah berfikir
sejenak, aku jawab saja,
“Beberapa kali ganti
dokter kandungan, baru kali ini dok disuruh tes sperma. Dokter yang dulu-dulu
cuman saya aja yang diperiksa”
“Oooo” gumamnya
sambil membetulkan kacamata sembari membaca hasil lab tadi.
Selang beberapa menit, pak dokter meminggirkan kertas
tersebut dari hadapannya dan kemudian mengambil kertas kosong yang lain.
“Jadi gini, Pak, Bu, permasalahan
yang dialami bapak ini gak terlalu serius kok, insyaAllah 2 sampai 3 kali
kontrol sudah selesai”
“Aamiin…” kami
berdua serempak
Dokter Ryan kemudian menjelaskan mengenai apa itu
terratozoospermia. Bagaimana gambaran sperma si Mas. Jumlahnya sebenarnya cukup
banyak, namun yang aktif hanya 17%, artinya selain yang 17% itu bentuk
spermanya tidak bagus sehingga kurang agresif dalam perjalanannya menemukan sel
telur, malah sebagian besar dari sperma-sperma itu sudah mati duluan di
perjalanan.
Setelah menjelaskan panjang lebar dan menjawab semua
pertanyaan kami bahkan sampai menggambarkan bentuk-bentuk sperma yang bagus dan
yang kurang bagus, kemudian dokter Ryan memeriksa si mas. Hmm… menurut beliau
kantung sperma si mas cukup hangat, artinya kurang rileks dan kurang istirahat.
Terapi pertama yang dianjurkan oleh dokter Ryan adalaaaahh… sepulang kerja, selama
ada di rumah sebaiknya pakai sarung saja, tanpa celana dalam. Whattt?? Aneh
banget kan?? Tapi memang kata dokter Ryan harus begitu, agar kantung sperma
lebih rileks, tidak panas, dan tidak membunuh sperma di dalamnya. Beliau malah
bercanda, “Makanya kyai-kyai itu anaknya
banyak, soale kan tiap hari pakai sarung” *dienggg* hahaha….
Kemudian dokter Ryan masuk kedalam ruangan lain, sambil
berjalan beliau menyuruh si mas berbaring di atas kasur untuk disuntik. Si mas
pun menurut, untungnya si mas gak takut dengan jarum suntik. Hihihi… setelah
disuntik kami semua kembali duduk melanjutkan konsultasi dan mendengarkan
wejangan dari dokter Ryan.
Dokter Ryan ini orangnya suka sekali mengobrol, akhirnya di
sela-sela membicarakan terapi kami, beliau juga sambil bertanya-tanya tentang
rumah, pekerjaan, dsb. Di sesi itu, dokter menganjurkan terapi ke-dua yang
harus dijlani si mas, yaitu setiap hari minum jus tomat rebus. *waduuhhh* aku
langsung berpandang-pandangan dengan si mas, aku tau dia agak gusar, karena dia
kurang suka dengan yang namanya tomat. Tapi dokter Ryan menekankan bahwa
rasanya akan berbeda kok jika tomatnya direbus terlebih dahulu. “Boleh dicampur dengan gula atau jeruk atau
madu, Dok?” si mas menyahut. “Oooo boleh
aja, terserah, apa aja boleh, yang penting bisa bikin bapak doyan minumnya”.
Oke deh…
Dan terapi berikutnya, harus memperbanyak makan sayur. Yes!!
Terapi yang paling aku suka nih, soalnya selama ini aku suka gemes dengan si
mas yang malas makan sayur, kalau di rumah aku memasak sayur, misal sop atau
sayur bayam, si mas pasti maemnya ambil sayur sedikiiiiiit sekali, dan lebih
banyak ambil kuah dan lauknya aja. Hmm…
Mas tampak sangat bersemangat konsultasi dengan Dokter Ryan,
karena memang pak dokter yang satu ini sangat supportif sekali, beliau
meyakinkan si mas untuk tidak khawatir, insyaAllah bisa cepat teratasi,
kasusnya si mas ini tergolong ringan kok, begitu kata beliau. Yang penting
harus disiplin saja. Berkali-kali dokter Ryan berkata, “InsyaAllah 2 sampai 3 kali kontrol istrinya sudah hamil, insyaAllah”.
Makanya si mas jadi optimis sekali karena dokter Ryan juga terus memberikan
motivasi dan membesarkan hati kami. “Pokoknya
nanti kalau istrinya hamil saya dikabari lho ya! Biar saya tahu, saya pasti
ikut bahagia”.
Kami berdua pun ikut senang mendengar optimisme dokter Ryan
atas kami berdua. Setelah memberikan obat tablet yang harus diminum selama 20
hari, kamipun segera berpamitan dan diminta untuk kembali kontrol begitu
obatnya sudah habis. Oke deh pak dokter, makasih….
nb: ohya, untungnya
uangnya gak kurang lho… melainkan paaaassss banget, 550 ribu. Hehehe…
15 comments:
alhamdulillah.. saya terharu membaca kisah ini :)
kalau saya dulu makan semangka, bukan tomat. sehari makan 1 semangka utuh, buat saya sendiri! alhamdulillah sebulan kemudian istri positif :)
[dan hasil test sperma menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dari OLIGOASTENOTERATOZOOSPERMIA menjadi NORMOZOOSPERMIA]
pengalaman itu saya bagi ke beberapa teman yang sudah lama (ada yang setahun, dua tahun, 6 bulan) menikah tapi belum juga punya keturunan.
alhamdulillah rata-rata berhasil hamil gak lebih dari 2 bulan setelah suaminya rutin konsumsi semangka merah :)
tentu saja atas izin Allah :)
(semoga banyak orang yang sedang membutuhkan informasi ini bisa nyasar baca tulisan ini)
Iya, Mas. sejak positif hamil aku jadi semangat menyarankan teman2 yg juga lama menanti untuk menjalani step2 pemeriksaan seperti yg kulakukan. Karena disamping ikhtiar batin (doa, dsb), ikhtiar lahir (periksa dan terapi)juga harus.
:)
obat yang dikasih untuk suaminya apa ya?
Yg mbk alami persis seperti sy mbk... Kebetulan dokter nya pun sama dr maksum dan dr ryanto... Semoga sy jg berhaail sprti mbk ��
Makasi mba atas pengalaman yg mba ceritakan di blog sangat membantu, sekarang saya juga dalam proses pengobatan yg ceritanya hampir sama seperti mba, semoga happy ending story juga :)
Kisah mba sm dg saya. Klo boleh tau dr. ryan dmn prakteknya mba??
Kisah mba sm dg saya. Klo boleh tau dr. ryan dmn prakteknya mba??
makan semangkanya sehari 1 biji apa ga ada efek sampingnya mas budiono?? sampai berapa lama makannya
makan semangkanya sehari 1 biji apa ga ada efek sampingnya mas budiono?? sampai berapa lama makannya
Dokter ryan itu lokasinya dimana yaa???
Mba.. Gmn hasilnya? Sudah hamil??
Setauku di kebomas.. Kawisanyar gt. Sebelum lampu merah..
Slmat siang dok.kl sya menderita terazoospemia sel telurny yg bergerak cma 2% itu obat ny gmna ya dok soalny sya d anjurkan meninum bioson slma 3 blan tp pekerjaan sya gajiny kecil gk sanggup untuk bli obat itu apa ada cara lain...trimakasih dok
Slmat siang dok.kl sya menderita terazoospemia sel telurny yg bergerak cma 2% itu obat ny gmna ya dok soalny sya d anjurkan meninum bioson slma 3 blan tp pekerjaan sya gajiny kecil gk sanggup untuk bli obat itu apa ada cara lain...trimakasih dok
Posting Komentar