Setelah merenovasi template blog,
sekarang jadi pengen nulis macem-macem (hihihi… padahal udah setahun lebih lho
gak nulis), selain itu juga karena udah males banget nengokin Facebook, jadi
blogwalking aja, cari-cari inspirasi dan motivasi buat seru-seruan dan
lucu-lucuan.
Sepanjang tahun 2010 hingga saat
ini yang sudah memasuki kuartal akhir tahun 2011 aku sangat sedikit menulis,
terutama di blog (karena kalau di note Facebook kulihat masih lumayan ada
tulisan yang menghiasi). Padahal di sepanjang waktu itu, ada banyaaaak sekali
hal yang sangat bermakna dan pantas kuabadikan dalam tulisan yang kelak bisa
kujadikan obat rindu di masa nanti.
4 Juli 2010, menjadi hari dimana
fase kehidupanku berubah warna, karena di hari itu secara langsung Allah Yang
Maha Pengasih mempertautkanku dalam ikatan suci pernikahan. “Horrayy… Gue punya laki” (Idiiih… gak
banget sih ekspresinya. hahaha). Di bulan-bulan awal pernikahan kami berangkat
ke tempat beraktifitas setiap hari dari rumah Ibu di Sidoarjo. Untungnya 3
bulan pertama aku mendapat tempat praktek di RSUD Sidoarjo, jadi kepleset aja
nyampe. Tapi selanjutnya, kami setiap hari berjibaku dengan kemacetan
perjalanan Sidoarjo – Surabaya yang sangat padat di pagi hari. Kalau ada yang
tanya, “Capek???”, kujawab, “ Banget!!!”. Sempat akhirnya kami
memutuskan untuk nge-kost berdua karena di periode selanjutnya tugas praktek
menempatkanku di Surabaya dan masuknya pagi sekali. Banyak sekali pengalaman
menarik selama hidup di kost (maklum, baru pertama kali ngekost, karena pas S1
dulu setahun di Asrama, dua tahun di Pesantren, dan di tahun terakhir ngontrak
rumah). Tapi keseruan nge-kost ceritanya akan kubuat sendiri di lain waktu.
Di tengah kepungan dinding kamar
kost yang sempit itulah, kami merencanakan langkah baru dalam hidup, yakni
membangun rumah. Yups! Karena rumah yang sudah dibeli masih belum siap dihuni,
sehingga butuh renovasi di sana-sini supaya bisa segera ditempati. Menghitung-hitung
isi tabungan, Hmm.. ternyata sebentar lagi ganti semester, kita berdua masih
harus membayar biayanya, tidak sedikit tentunya, karena postgraduate, dua orang
pula.
Tanpa disangka-sangka, Allah Yang
Maha Baik menurunkan Malaikat Mikail membawa beasiswa sehingga biaya kuliah
keluar dari daftar kebutuhan kami. Oke, mulai menggambar desain rumah. Coret sana,
coret sini, yang satu mulai menggambar, yang lain merebut ingin mengoreksi,
berebut kertas dan pulpen, akhirnya ambil kertas sendiri-sendiri dan sibuk
dengan imajinasinya sendiri. Huhh… berhari-hari, berminggu-minggu, tak juga
menemukan desain yang disepakati berdua. Iiihh… gemes deh, begini nih kalo sok
jadi arsitek sendiri-sendiri. Hehehe…. Hingga akhirnya, ada peri penyelamat,
seorang arsitek yang tidak lain adalah teman suami semasa tinggal di asrama. Cihuuuy,
dua pilihan desain rumah yang sangat cantik, dan setelah diperiksa
berkali-kali, tidak satupun dari desain corat-coret kami yang sama dengan dua
desain cantik itu, bahkan mendekati mirip pun tidak. (hihihi… pinter banget sih
Mas Arsitek ini, pantesan sekolahnya mahal… hahaha)
Selanjutnya mencari tukang
bangunannya. Puyeng muter-muter, minta tolong cariin kesana –kemari tapi belum
nemu juga, akhirnya pulang kampung deh, dan membawa tukang Bangunan dari kampung
mertua. Oke, Start Now! Karena tidak ada mandor yang men-supervisi, kami pun
rela berpeluh-peluh dan berbagi tugas. Pagi berangkat dari Sidoarjo, sampai di
Surabaya kami berpisah, yang satu menuju kampus, yang satu lagi menuju kantor
kampus. Selesai dengan aktifitas masing masing, aku naik angkot ke tempat
janjian dengan suami dan kemudian bersama-sama menuju ‘proyek’.
Setiap hari seperti itu dan
diakhiri dengan kembali pulang ke Sidoarjo, totalnya kurang lebih 100 km kami
tempuh setiap hari. Fiuuuh…. Belum lagi kalau waktunya belanja, mulai dari
semen, pasir, kayu, dll di toko bangunan. Kemudian di swalayan alat bangunan
membeli keramik, cat, kitchen sink, sampai ke urusan kran air dan saklar lampu.
Kalau tinggal beli aja sih cepet. Milihnya itu lhoooo… capeek. Pernah suatu
kali kami berada di dalam swalayan alat bangunan selama 5 jam, wow!! Padahal kami
sudah mengkonsep sejak dari rumah, apa yang mau dibeli, keramiknya warna apa,
dipakai untuk model bagaimana, dan assessorisnya yang seperti apa, tapi tetep
aja, puyeng!! Belum lagi hunting ini-itu
dan harus berpindah-pindah swalayan alat bangunan (Depo Bangunan, Mitra10,
AJBS, sampe ke Baliwerti) untuk mencari item-item
yang nyaman di hati dan pas di kantong. Hehehe…
Tapi Allah selalu menjadi Yang
Maha Baik selalu memberi kemudahan kepada kami dengan mengirimkan orang-orang
baik yangmembantu kami. Tukang bangunan yang kerjanya bagus dan tidak rewel,
tetangga sebelah rumah yang meminjamkan rumah kosongnya untuk ditempati para
tukang bangunan saat malam, juga rezeki-rezeki tak terduga saat tabungan telah
terkuras habis sementara bangunan rumah masih perlu finishing touch.

Alhamdulillahi Robbil Alamin..
Ya Allah, jadikan rumah ini
sebagai penyejuk hati kami, pemupuk cinta kami kepada-Mu, dan senantiasa
mendamaikan kami untuk beribadah kepada-Mu. Jadikan rumah ini memberikan
manfaat bukan hanya bagi kami tapi juga untuk siapapun yang selalu ingin
bertashbih menyebut nama-Mu, serta menjadi madrasah yang terbaik untuk
putra-putri kami. Amin ya Robbal ‘alamin…
Bismillahirrahmanirrahiim….
Niat ingsun manggoni rumah anyar, lillahi ta’ala…
0 comments:
Posting Komentar