Posting kali ini bakalan sangat panjang ya! Semoga tidak bosan
membacanya…
Ohya, cerita program hamil bagian sebelumnya ada di link-link berikut
ini ya:
Akhir Agustus 2012 – Akhir
September 2012
Berbunga-bunganya hati usai
berkonsultasi dengan dokter Ryan terus menjadi warna tersendiri dalan hari-hari
kami, aku melihat semangat yang lebih membara pada hari-hari si Mas, aku tau si
Mas sedang dalam kondisi high motivated.
Aku pun tak mau ketinggalan, aku juga harus mengimbangi semangat yang sedang
berkobar itu.
Keesokan harinya, aku segera
mengatur rencana untuk menjalankan semua saran dokter. Pertama-tama aku beli
satu set gelas tutup bervolume + 500ml dari Tupperware, gelas ini akan
kugunakan untuk menyimpan jus-jus tomat yang akan dikonsumsi si Mas tiap hari,
selain itu aku juga membeli wadah-wadah lain yang lebih besar yang akan
kugunakan untuk menyimpan sayur yang harus dikonsumsi si Mas sesering mungkin.
Oke, semua sudah siap! Saatnya beraksi…! :)
Setelah periksa dengan dokter
Ryan tanggal 30 Agustus 2012, rutinitas baru kami saat ini adalah
belanja tomat buah (yang besar-besar itu lho, bukan yang buat sayur), biasanya
aku beli langsung 5kg, itu juga gak sampai seminggu sudah habis, karena aku mau
ikutan si Mas minum jus tomatnya, bukan apa-apa sih, ya biar si Mas ada
temennya aja, kan jadi lebih semangat kalo bareng-bareng minum jus tiap hari :)
Selain tomat, item belanjaan yang baru adalah sayuran.
Aku biasanya beli wortel import (kenapa import, karena menurutku kalau dimakan
mentah dia lebih bersahabat baunya, nggak ‘langu’), lalu jagung manis, baby
buncis (buncis yang biasa juga nggak papa, tapi aku memang lebih suka yang baby
buncis karena menurutku lebih padat teksturnya dan tidak mudah lembek ketika
direbus), kemudian selada, dan brokoli (awalnya beli yang hijau, tapi ternyata
si Mas kurang suka, makanya ganti yang putih)
Nah, setelah semua sudah siap,
perjalanan hari-hari dengan sayur dan tomat pun berlangsung. Tiap malam aku
merebus tomat untuk kusimpan dalam kulkas dan di-jus keesokan harinya, kenapa
merebusnya malam? Karena kalau direbus pagi seringkali nggak keburu karena si
Mas berangkat ke kantor pagi-pagi sementara untuk membuat jus harus menunggu
tomatnya dingin lebih dulu. Nah, kalau sudah direbus sejak malam kan pagi-pagi
bisa langsung di jus. Ohya untuk ukurannya, memakai 4 buah tomat untuk satu
orang ya! Airnya jangan banyak-banyak biar nggak terlalu encer, yah sewajarnya
aja seperti kita bikin jus biasanya. Untuk airnya bisa pakai air rebusannya
itu, trus bisa ditambah susu atau gula, atau air perasan jeruk, apa aja deh,
yang penting doyan :). Ohya, banyak juga lho yang nanya, kenapa harus
direbus tomatnya? Kalau tomat segar aja bisa nggak? Oke, jadi begini, menurut bapak
dokter yang baik hati *tsaaahh* kalau tomat segar biasa itu hanya mengandung
vitamin C saja. Sedangkan kalau direbus, tuh tomat mengandung Lycopene (likopen), kalo kata dokter
Ryan Lycopene itu pigmen merah yang
terdapat pada buat tomat dan semangka, manfaatnya juga banyak yang tentu saja
diantaranya adalah untuk memperlancar pembuluh darah sehingga bisa meningkatkan
jumlah sperma dan mempercepat gerakannya. Kalau menurut mbah gugel kurang lebih
sama, bisa di cek di sini
Selanjutnya, untuk sayur-sayurnya
mau kubikin salad sayur
- Wortel di parut kasar (kalau bahasa jawa ‘di pasrah’)
- Jagung manis dipipil kemudian di rebus sebentar (sebentar banget ya!)
- Baby buncis dipotong-potong 2cm atau sesuai selera kemudian direbus sebentar (biar gak kematengan, biasanya setelah direbus langsung kumasukkan dalam air dingin untuk menghentikan pemasakan)
- Brokoli juga direbus sebentar
- Selada cukup dipotong-potong sesuai selera aja
Nb: untuk yang
merebus sayuran hijau jangan lupa airnya dikasih garam sedikit ya, biar khasiat
warna hijau sayurannya gak hilang

Rutinitas itu pun kami jalani hingga kurang lebih sebulan
(sebenernya obatnya si mas hanya untuk 20 hari) tapi karena waktu periksa ke
dokter Ryan pertama kali itu aku sedang haid, makanya mas nunggu sampai
siklusku datang dulu, baru kalau memang beneran haid bulan itu baru kembali
kontrol.
Akhir September –
Akhir Oktober 2012
Assalamu’alaikum, dokter Ryan….
Yups!
Tanggal 29 September 2012 kami kembali kontrol ke dokter Ryan, seperti
biasa pak dokter yang satu ini memang doyan ngobrol, so meskipun sudah periksa
ke dua kalinya tetap saja beliau mengajak ngobrol panjang, tentunya di luar
tema pemeriksaan ya…
Setelah
disuntik dan diberi obat, dokter menanyakan siklus haid-ku. Ohya bulan lalu
saat periksa pertama dokter juga menghitung siklus haid-ku yang kemudian
diberikan jadwal berhubungan buat kami. Yups! Memang harus dijadwal, karena
biar bisa pas menyesuaikan dengan masa ovulasi sel telur. Nah, begitu sudah
dihitung tanggal berapa terjadi ovulasi, maka dibuatlah jadwal berhubungan
dalam radius 5 hari sebelum dan sesudah penghitungan masa ovulasi. Trus,
bagaimana jadwalnya? Kalau menggunakan ilmunya dokter Ryan, hubungan suami
istri dilakukan dengan memberi jarak 2 hari, contohnya; tanggal 10, kemudian
tanggal 13, lalu tanggal 16, dst. Kenapa demikian? Karena sperma mampu bertahan
selama 2 hari, sehingga meskipun dikeluarkan tanggal 10 dan pada tanggal itu
belum bertemu dengan sel telur, maka sperma tersebut masih bisa bertahan (tidak
mati) sampai 2 hari. Selain itu, pemberian jarak 2 hari adalah agar sperma
kembali diproduksi oleh suami dan dimatangkan terlebih dahulu sebelum kembali
dikeluarkan, karena jika misalnya dikeluarkan setiap hari maka kualitas sperma
belumlah bagus atau belum matang, sementara jika kondisi sperma belum matang
maka tidak akan mampu bertahan lama apalagi untuk membuahi, malah sperma yang
baru tersebut berpotensi bisa merusak sperma yang telah dikeluarkan di hari
sebelumnya yang sedianya masih harus bertahan 2 hari menunggu sang sel telur. Hhhhh….
Udah kayak ngasih 2SKS kuliah reproduksi nih. Hehe… ohya, kenapa aku bilang menurut
ilmunya dokter Ryan? Karena aku udah beberapa kali ganti dokter kandungan di
sidoarjo, dan menurut beliau-beliau penjadwalan hubungan suami istri beda
dengan yang dibilang dokter Ryan. Begonooo… :)
Tak
lupa, dokter Ryan gak ketinggalan berpesan “Kalo
istrinya positif, saya dikabari ya…!” :) trus dilanjutin lagi, “Kalo sudah telat 2 hari, boleh di-testpack”
Oke, capcuss..!!
Di bulan
ini kami masih terus menjalankan terapi dari dokter Ryan ya… mulai dari jus
tomat rebus, konsumsi banyak sayur, pakai sarung, dan obat tentunya. Sampai kurang
lebih sebulan kami kembali kontrol, lagi-lagi tentu saja menunggu siklus datang
bulanku datang dulu (meskipun obatnya si Mas udah habis. Hehehe…)
Akhir Oktober – Akhir November 2012
Kembali kencan dengan dokter Ryaaan…!!!
Masih seperti 2 kali kontrol sebelumnya, kali ini tanggal 27
Oktober 2012 kami kembali kontrol. Masih seperti biasa, si Mas disuntik dan
diberi obat dan kami masih diminta terus melanjutkan terapi-terapinya. Karena ini
sudah kontrol ke tiga kali, menurut perhitungan dokter Ryan seharusnya sperma
si Mas sudah pulih dan normal, makanya malam itu kami juga diberi surat rujukan
untuk menjalani tes analisis sperma kembali untuk melihat peningkatan hasil treatment yang sudah dijalani selama
kurang lebih 3 bulan itu.
Kata dokter Ryan, kalo sudah normal, bisa kembali
melanjutkan program hamil dengan Dokter Maksum, Sp.Og. Kalau masih belum normal,
ya lanjut dengan dokter Ryan dulu. Ohya, aku lupa cerita, jadi selama si Mas treatment dengan obat dari dokter Ryan,
aku terus mengkonsumsi vitamin dan asam folat lho! Itu pesan dokter maksum
waktu itu, makanya meski gak periksa dengan dokter maksum aku terus beli obat
itu di apotik dan mengkonsumsinya tiap hari (jiaaahh… ketauan bo’ong-nya,
padahal kan munim obatnya sering lupa-lupa males gitu. Wkwkwk…)
Setelah sebulan berlalu, sesuai siklus harusnya tanggal 27
November 2012 (hari Selasa) aku datang bulan, tapi sampai hari itu tak ada ‘tamu’
datang. Aku nggak kepikiran sama sekali kalau siklus bulan itu bakalan mundur,
karena melihat beberapa bulan terakhir siklusku selalu tepat, atau kalaupun
meleset maka bukannya mundur tetapi maju, itupun 1 hari saja.
Rabu, 28 November 2012, aku masih menunggu si ‘dia’ datang
namun tak jua muncul. Belum sempat aku bilang sama si Mas, ternyata si Mas yang
juga ikut menghitung siklusku akhirnya nyinggung duluan. “Udah telat sehari ya, Say? Kalo sampe 2 hari kan kata dokter Ryan boleh
di testpack?!” Hmm…
Kamis, 29 November 2012, haid-nya tak juga datang. Sebetulnya
aku mulai merasakan ada yang aneh dengan diriku, terutama sejak kemarin dan
hari ini, nggak tau kenapa kok tiba-tiba mual, mungkin efek sakit fertigo-ku
yang baru-baru ini muncul, tapi aku simpan sendiri, aku nggak berani nunjukin
ke si Mas, takutnya si Mas terlalu berharap namun akhirnya ternyata aku haid
juga. Pagi itu kami melaksanakan aktifitas seperti biasa, si Mas pergi ke
kantor, dan aku pergi ke Sekolah. Hari itu aku tak banyak jadwal mengajar,
lebih banyak duduk-duduk di kantor, tapi aku merasa lemas sekali dan sedikit
mual (meskipun nggak ada rasa ingin muntah).
Akhirnya, karena makin siang aku merasa makin mual, aku
memutuskan untuk keluar ke apotik yang kebetulan ada di seberang gerbang
sekolah. Biasanya aku selalu punya persediaan testpack di rumah, soalnya setiap
belanja bulanan aku selalu mampir di Century beli testpack yang model compact
merek HCG, harganya lumayan juga, tapi ya selalu terbuang sia-sia dengan hasil
negatif. Hehehe… makanya hari itu mumpung di apotik ada banyak pilihan merek,
aku mau beli yang murah aja, merek OneMed yang harganya 3000 rupiah itu lho! Dan
gak tanggung-tanggung aku langsung beli 3pcs, tapi tiba-tiba jadi ragu sendiri,
hmm… ya udah deh beli satu lagi yang sedikit mahal (meskipun masih lebih mahal
yang HCG), kalau nggak salah mereknya Amor (what?? Merek apaan tuh?) ah, yah
sudahlah, pokoknya beli aja, harganya juga cuman 10.000 rupiah kok.
Allahu Akbar…!!!
Sesampainya di kantor, aku langsung menuju ke kamar mandi,
membawa gelas plastic kosong untuk penampung urine, kubuka kemasan testpack
yang merek Amor dan kucelupkan strip-nya. Muncullah garis pertama, aku masih
santai, “ah udah biasa” pikirku. Biasanya
aku lantas mengalihkan pandangan dari strip testpack tersebut, karena memang
biasanya aku akan menunggu cukup lama menanti garis kedua yang akhirnya nggak
muncul juga sampai berjam-jam kemudian (hehehe…). Namun hari itu berbeda,
karena setelah garis pertama muncul, hanya berselang beberapa detik muncullah
garis ke-dua dengan sangat jelasnya. Hatiku menjerit, “ALLAHU AKBAR!!!” tak
terasa tiba-tiba air mata meleleh begitu saja, aku masih belum juga percaya,
dalam benakku terbersit keraguan “Jangan-jangan
testpack merek Amor (yang belum pernah kubeli sebelumnya) punya aturan berbeda,
jangan-jangan kalo yang merek amor itu 2 garis berarti negatif” akupun
segera membaca petunjuk di kemasannya. “Allahu
Akbar!! Ini benar-benar positif” aku menangis sesenggukan di dalam kamar
mandi kantor. Akhirnya aku bergegas keluar dari kamar mandi. Kebetulan kamar mandi
di kantor berdempetan dengan musholla kecil, entah sadar atau tidak sadar, aku
yang tidak sedang memakai mukena, tidak dalam keadaan suci (belum wudlu)
langsung saja bersimpuh di atas sajadah yang terhampar di lantai musholla,
kupanjatkan sujud syukur sedalam-dalamnya, aku menangis, memekik dalam doa,
mensyukuri betapa Allah Maha Baik, Allah Maha Memberi kejaiban, Allah Maha
Mengabulkan doa hamba-Nya. Subhaanallah
wal hamdu lillah wa laailaha illallah Allahu Akbar…
Setelah selesai memanjatkan syukur, aku keluar kembali
menuju kantor, tiba-tiba saja aku ling-lung mau berbuat apa, berpindah duduk
dari satu ruangan ke ruangan yang lain hingga akhirnya aku bisa mengendalikan
diriku sendiri. Kuraih handphone, hmm pulsa telpon sedang habis, kukirim BBM ke
si Mas, “Mas telpon sekarang! Penting!”, dan si Mas langsung menelpon,
“Ada apa, say?”
aku langsung menangis, si Mas bingung,
“Kenapa?”, tanyanya.
Sambil terbata-bata aku menjawab,
“Adek hamil, Mas! Barusan di tes, positif”
“Adek hamil, Mas! Barusan di tes, positif”
“Alhamdulillaaah….”
Kudengar si Mas spontan berseru. Ada getar dalam suaranya, aku tau si Mas juga
ingin menahan haru namun ia terdengar lebih tenang.
“Kapan tes-nya? Sekarang
dimana? Sudah di rumah?” si Mas memberondongku dengan pertanyaan.
Kujelaskan semuanya kronologis yang kualami hari itu. Kudengar
si Mas berulang kali mengucapkan syukur, seolah tak percaya bahwa panantian panjang
itu akhirnya menemukan muaranya. Kami bersuka cita meski lewat media antara. Hari
itu kami diliputi kebahagiaan tiada tara, tak terungkapkan. Terima kasih Ya
Allah…..
Sesampainya kami berdua di rumah, kamipun berpelukan erat,
berbahagia, dan bersyukur sebanyak-banyaknya kepada Sang Pencipta yang
memberikan anugrah pada saat yang tentunya sangat tepat. Setelah 2,5 tahun
menunggu sejak kami menikah Juli 2010 lalu. Iya, memang hanya Allah yang tau
yang terbaik untuk kita, dan hanya Allah yang tau saat yang paling tepat untuk
kita. Fa biayyi aalaa’i Robbikumaa
tukadzdzibaan….