
Kedekatan antara kampus kami dengan Situ Gintung tidaklah hanya sebatas lokasi, tapi juga ikatan emosional, rasa-rasanya jika menyebut kata Situ Gintung maka seolah-olah mengatakan Danaunya kampus UIN Jakarta. Sangat tidak berlebihan tentunya, sebab merunut perjalanan perkuliahanku di UIN Jakarta selama 4 tahun selalu diwarnai kenangan demi kenangan dengan Danau ini. Dari mulai awal hingga akhir.
Teringat saat masih menjadi mahasiswa baru di UIN Jakarta, di sela-sela kesibukan Propesa (Ospek) aku dan kawan-kawan bermain di sana (di Pulau Situ Gintung), saat mengikuti pengkaderan PMII aku juga ditempatkan di sana (di Villa Situ Gintung), rapat-rapat organisasi FP2I (Forum Pengkajian Psikologi Islam) (di Saung Situ Gintung), meeting-meeting Star Act, rapat bersama guru-guru Yayasan (Restoran Situ Gintung), hingga hanya sekedar bermain-main bersama sepupu-sepupu kecilku juga di sana (di Out Bond Situ Gintung). Belum lagi saat olah raga pagi di hari Minggu, aku dan teman-teman sering melanjutkan perjalanan ke sana (di kawasan bermain Situ Gintung), dan yang terakhir detik-detik saat aku hendak meninggalkan kampus tercinta, saat usai upacara wisuda aku dan keluarga melepas dahaga dan lapar di restoran Situ Gintung.
Bencana yang terjadi Jum’at pagi kemarin, seolah hendak memaksaku menghentikan semua kerinduanku akan keindahan Situ Gintung. Ingin aku tetap mempercayai bahwa nanti saat aku kembali ke Situ Gintung, aku akan tetap menemui keindahannya, seperti sedia kala, dan akan terus begitu, selamanya, setidaknya ia akan tetap terpelihara indah dihatiku.
1 comments:
salam, faiq...
air, dalam banyak sudut pandang melahirkan ketenangan dan kesejukan.
kehilangan air membuat kerontang, dan gerah terutama di jiwa.
semoga semua cepat dipulihkan kembali... dan hanya kepada-Nya kita memohon perlindungan.
Posting Komentar