Di Indonesia para kaum Feminist memperjuangkan emansipasi wanita sudah
sangat lama, hasilnya tentu sudah jauh berkembang, meski pada akhirnya tak
jarang aspirasi mereka dalam memperjuangkan kesetaraan kaumnya menjadi
berbenturan dengan nilai agama.
Siapa sangka, di Arab saudi pun ada kaum serupa dan tentu saja perjuangan
Feminist di sana menjadi sangat alot dan terjal, karena mereka berada di negara
berhukum Islam dengan budaya yang sangat patriarkis.
Dialah Putri Sultana binti Al Saud, seorang putri dari kerajaan yang
memerintah di Arab Saudi. Setelah jatuh bangun merintis pemberontakan terhadap
ketertindasan kaum wanita atas dominasi lak-laki dan akhirnya berujung tak
manis, ia akhirnya menggunakan buku sebagai medianya. Melalui buku yg di tulis
oleh temannya dari Amerika, Jean P. Sasson, sang putri bercerita dan membongkar
budaya patriarkis di negaranya yg mengganggunya seumur hidup karena tingginya
tembok kerajaan menutup segala akses langkahnya.
Berikut statement terakhir dari sang putri:
"Hingga fakta-fakta yang hina ini diberitahukan kepada publik, tidak
akan ada yang menolong; buku ini seperti langkah awal seorang bayi yang tidak
akan pernah dapat lari tanpa usaha pertama yang berani untuk berdiri di atas
kaki sendiri. Jean, aku dan kamu yang akan mengaduk-aduk abu dan menghidupkan
api pertama. Katakan padaku, bagaimana dunia akan datang membantu kita jika ia
tidak mendengar teriakan kita? Dalam jiwaku kurasakan; inilah permulaan perubahan
untuk kita, perempuan."
PRINCESS
By: Jean P. Sasson