15 Desember 2011

Princess Sultana; Feminist di Negeri Patriarkis yang Agamis

Di Indonesia para kaum Feminist memperjuangkan emansipasi wanita sudah sangat lama, hasilnya tentu sudah jauh berkembang, meski pada akhirnya tak jarang aspirasi mereka dalam memperjuangkan kesetaraan kaumnya menjadi berbenturan dengan nilai agama.

Siapa sangka, di Arab saudi pun ada kaum serupa dan tentu saja perjuangan Feminist di sana menjadi sangat alot dan terjal, karena mereka berada di negara berhukum Islam dengan budaya yang sangat patriarkis.

Dialah Putri Sultana binti Al Saud, seorang putri dari kerajaan yang memerintah di Arab Saudi. Setelah jatuh bangun merintis pemberontakan terhadap ketertindasan kaum wanita atas dominasi lak-laki dan akhirnya berujung tak manis, ia akhirnya menggunakan buku sebagai medianya. Melalui buku yg di tulis oleh temannya dari Amerika, Jean P. Sasson, sang putri bercerita dan membongkar budaya patriarkis di negaranya yg mengganggunya seumur hidup karena tingginya tembok kerajaan menutup segala akses langkahnya.

Berikut statement terakhir dari sang putri:
"Hingga fakta-fakta yang hina ini diberitahukan kepada publik, tidak akan ada yang menolong; buku ini seperti langkah awal seorang bayi yang tidak akan pernah dapat lari tanpa usaha pertama yang berani untuk berdiri di atas kaki sendiri. Jean, aku dan kamu yang akan mengaduk-aduk abu dan menghidupkan api pertama. Katakan padaku, bagaimana dunia akan datang membantu kita jika ia tidak mendengar teriakan kita? Dalam jiwaku kurasakan; inilah permulaan perubahan untuk kita, perempuan."

PRINCESS
By: Jean P. Sasson