1 Juli 2009

Teladan dari Si Kecil

“Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Demikianlah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?” (QS. Al-An’aam: 95)

Setiap hari, setiap waktu, dan setiap saat manusia hidup berdampingan dengan makhluk Allah bernama tumbuhan, berbagai jenis dan aneka ragam tumbuhan membersamai kehidupan kita tentulah bukan hanya untuk kita ambil manfaat fisiknya saja, sebab jauh lebih dalam dari itu tumbuhan memiliki sebuah ilmu hikmah yang justru sering tidak kita sadari, padahal dari ilmu itu pelajaran berharga dapat kita tuai sebagai salah satu penempaan menuju pribadi-pribadi yang lebih bijaksana.

Perhatikanlah sayur-sayuran yang sehari-hari kita nikmati, tahukah kita bahwa untuk menumbuhkan satu tanaman sawi tidaklah cukup dengan menebar satu butir biji benih sawi, dan tiadalah dengan menebar seratus butir biji sawi maka tumbuhlah tanaman sawi dengan jumlah yang sama. Perlu kita pahami, bahwa butuh berpuluh-puluh hingga ratusan butir biji sawi untuk kita bisa berharap tumbuh beberapa gelintir tunas tanaman sawi, sebab tidak mungkn kita berharap dari masing-masing butir biji yang ditebar maka di setiap itu pula dapat kita tuai hasilnya.

Dari sinilah kita pantas berkaca, bahwa dalam kehidupan manusia kita pun menjalani hukum yang sema dengan yang berlaku pada biji tanaman, bahwa sesungguhnya tidak cukup hanya dengan satu kali usaha kita bisa serta-merta dapat mencapai keberhasilan. Dan tidak mungkin pula dari beberapa kali kita berusaha maka setiap kali itu pula kita akan menuai sukses kesemuanya persis seperti yang kita inginkan.

Alam telah mengajarkan kepada kita, betapa keberhasilan tidak dicapai hanya dengan satu-dua kali usaha, sebab perlu puluhan bahkan ratusan biji benih demi melihat satu-dua gelintir dari mereka bersemi dan lantas dapat dinikmati.

Lantas pantaskah kita berputus asa, berpatah semangat, hingga menuntut dengan dalih ketidakadilan atas sebuah kegagalan yang hanya satu-dua kali kita usaha dan perjuangkan? Sering kita berhenti dan terpuruk karena gagal mendapatkan kerja hanya dengan satu-dua kali mengajukan lamaran dan interview. Sering kita enggan berdoa lagi dan bahkan menyalahkan Yang Maha Kuasa karena tak kunjung terkabulkannya doa yang hanya satu-dua kali dipanjatkan.

Melalui biji benih yang kecil itu, marilah kini kita mulai meneladani, bahwa sebuah keberhasilan pastilah berproses, dan proses menujunya tentu akan melewati kegagalan demi kegagalan. Semua berpulang kepada bagaimana kita menyikapinya dan menyerahkan hasilnya kepada Allah ‘Azza wa Jalla sebagai Sang Penentu segalanya. Tetap berusaha, berdoa, dan berpasrah.