21 Oktober 2008

Salah Untuk Benar ala Trial and Error



Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (QS. Ar-Rum: 7).

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan pada berbagai macam permasalahan yang datang silih berganti dengan rupa problema yang terus berbeda. Dalam pada itupun manusia terus berupaya menemukan jalan yang tepat untuk meresponnya, bagaimana cara menghadapi, menjawab, dan bahkan menguasainya. Dalam situasi-situasi baru tersebut manusia terus belajar dan berusaha keras menjawabnya dengan respon yang berbeda-beda yang tidak jarang sebagiannya salah tetapi sering pula justru benar dan tepat.

Demikianlah manusia selalu belajar, melalui cara yang oleh psikolog kontemporer disebut dengan Trial and Error, sebagai respon yang dipilih dalam menjawab setiap problema dalam situasi-situasi baru demi menemukan kunci yang pas atas masalah dalam kehidupan praktis.

Allah Swt. dalam banyak Firman-Nya telah menganjurkan kepada manusia untuk berjalan di muka bumi, mengobservasi, dan berfikir atas tanda-tanda kekuasaan Allah yang telah dihamparkan-Nya. Katakanlah, “Berjalanlah di muka bumi, dan perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya.” (QS. Al-Ankabut: 20), “Hendaklah manusia memperhatikan dari apakah ia diciptakan? Ia diciptakan dari air yang terpancar. Yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada.” (QS. Ath-Thariq: 5-7).

Dari sini jelas terpahami bahwa Allah Swt. menganjurkan manusia untuk belajar dan terus belajar dari apa yang ada di sekeliling mereka melalui eksperimen praktis demi menjawab setiap permasalahan yang ada. Di samping itu, belajar menemukan solusi tepat juga dapat dilakukan melalui interaksi manusia dengan alam sekitarnya juga makhluk-makhluk lain yang dapat diambil ibrah atas kebijaksanaannya.

Nabi Muhammad Saw. dalam sabdanya, “Jika hal itu bermanfaat bagi mereka, maka kerjakanlah oleh mereka.”(HR. Muslim) dan dalam sabda yang lain, “Kalian lebih mengetahui dengan perkara-perkara dunia kalian” (HR. Muslim), menunjukkan pentingnya belajar melalui eksperimen praktis dalam hidup, dimana melaui eksperimen itulah manusia menjadi tahu solusi apa yang tepat untuk menjawab satu masalah, juga solusi yang berbeda untuk permasalahan lain yang berbeda pula.

Dalam eksperimen praktis, manusia akan dituntut untuk menentukan jawaban akan sebuah permasalahan yang barangkali baru bagi mereka, dari situlah kemudian manusia akan mengetahui seberapa tepat cara yang dipilihnya, kemudian apabila ternyata solusi yang semula ia anggap tepat ternyata salah maka saat itulah manusia akan mengevaluasi dan untuk kemudian menentukan kembali jalan yang sekiranya lebih tepat dari sebelumnya hingga akhirnya ditemukan solusi yang dianggap paling bisa menjawab.